SANTRI.MEDIAJABAR.COM – Penurunan level sesuai wilayah di masa pandemic covid-19 dan capaian vaksin per 15 Oktober 2021 untuk dosis 1 mencapai 105.464.686 dari jumlah penduduk di Indonesia menimbulkan beragam respon di masyarakat. Masyarakat merasakan euphoria yang berbeda-beda, ada yang refreshing dengan mengunjungi tempat wisata, mulai terlihat padat pada beberapa pusat perbelanjaan dan kafe, serta tampak aktifitas di beberapa perkantoran dan sekolah-sekolah.
Saat melakukan aktifitas masih ada yang taat pada protokol kesehatan, dan ada juga yang mulai lalai dalam menggunakan protokol kesehatan, padahal pemerintah tidak henti-hentinya mengingatkan jangan kendor dalam menggunakan protokol kesehatan saat beraktifitas di luar rumah.
Prediksi adanya gelombang 3 menjelang libur akhir tahun dan natal, mendorong semua pihak untuk tetap menjaga kesehatan dirinya dengan tidak kendor dalam menggunakan protokol kesehatan. Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Babussalam merupakan salah satu tempat yang menyelenggarakan Pendidikan dan pesantren yang terletak di Jalan Cilengkrang II, Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru kota Bandung.
Dari hasil pengamatan tim dosen Universitas Bhakti Kencana, nampak anak-anak santri mulai lalai dalam melaksanakan protokol kesehatan, yaitu banyak yang tidak menggunakan masker, karena keterbatasan ketersediaannya, tidak saling menjaga jarak dan sering berkerumun. Selain itu juga ketersediaan air sudah cukup tetapi tidak dilengkapi dengan sabun untuk cuci tangan.
Berdasarkan wawancara dengan pengelola Pondok Pesantren Salafiyah (PPS), Ulya Babussalam (SMA), Wustho Babussalam (MTS), yaitu Bapak Yadi dan Ibu Teti mengatakan bahwa ada 110 orang, yang terdiri dari santri dan pengurus yang belum dilakukan vaksin covid-19, karena sebagaian besar santri tidak mau divaksin karena takut jarum dan ada juga yang takut ketika setelah divaksin malah menjadi sakit covid-19.
Santri yang tinggal di PSAA Babussalam terdiri dari 61 orang santri MTS dan 47 santri SMA. Menurut pengelola, setelah Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen dari Universitas Bhakti Kencana tahun 2020, belum ada lagi yang memberikan edukasi terkait kesehatan.
Remaja putri yang tinggal di asrama banyak yang belum mengerti tentang cara melakukan perawatan kesehatan reproduksi saat haid dan masih ada santri yang mengalami gatal-gatal pada kulit. Hal tersebut yang mendorong Dosen dan mahasiswa untuk kembali melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bhakti Kencana di tahun 2021.
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat Dosen Universitas Bhakti Kencana di PSAA Babussalam juga melibatkan mahasiswa. Dosen yang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat merupakan dosen kelompok 8 yang telah di SK kan penetepannya oleh LPPM.
Kelompok 8 ini terdiri dari 6 dosen dari berbagai bidang ilmu yang akan membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Kelompok 8 ini diketuai oleh Sri Mulyati Rahayu, SKp. MKes. dosen dari Fakultas Keperawatan bersama-sama dengan anggotanya yang terdiri dari Eki Pratidina, SKp. MM dan Denni Fransiska Helena M. M.Kep dari Fakultas Keperawatan, Meda Yuliani,SST.,M.Kes dari Fakultas Ilmu Kesehatan serta Ivan Andriansyah, S.Si., M.Pd dan Apt. M. Isronijaya, S.Si.M.M. dari Fakultas Farmasi.
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kajian hasil pengamatan dan wawancara dengan pengelola. Kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 28 Oktober sampai 13 November 2021. Edukasi yang paling prioritas diberikan adalah tentang mengingatkan kembali pentingnya penerapan protokol Kesehatan (6 M), yaitu memakai Masker, Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Mengurangi Mobilisasi, dan Menghindari makan bersama. Edukasi selanjutnya tentang pentingnya vaksin, menjaga kebersihan organ resproduksi saat haid, kesehatan kulit, dan praktek cara mencuci tangan menggunakan sabun serta pelatihan membuat sabun cair dari sabun batang.
Setelah selesai pelaksanaan pengabdian masyarakat kepada mitra santri MTS dan SMA dilaksakanakan evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil yang didapatkan sebagian besar santri telah menerapkan protocol kesehatan dan kebiasaan ini memerlukan kesadaran dan disiplin yang terus menerus. Hasil wawancara dengan pengelola, setelah diberikan edukasi pentingnya dilakukan vaksin covid-19, pada pelaksanaan vaksin 3 hari setelah edukasi, santri yang awalnya tidak mau menjadi mau, dan 99,09 persen telah dilakukan vaksin covid-19 dosis 1, karena 1 orang ditunda vaksin karena sakit.
Setelah diberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi, santriwati remaja putri meningkat pemahaman tentang cara menjaga kesehatan reproduksi saat haid. Demikian juga hasil edukasi kesehatan kulit, santri yang tinggal di asrama meningkat pemahaman tentang cara merawat kulit agar tidak terjadi gatal-gatal pada kulit. Hari terakhir pengabdian kepada masyarakat dilakukan pelatihan cara membuat sabun cair dari sabun batangan, sehingga santri dapat membuat sabun dengan biaya yang murah, tetapi efek dari sabun sebagai desinfektan tetap tidak berkurang. Selain itu membekali santri juga untuk berwirausaha untuk ke depannya.
[TRIBUNJABAR]
Discussion about this post