SANTRI.MEDIAJABAR.COM,BANDUNG – Menjadi mahasiswa merupakan suatu fase dalam kehidupan yang kaya akan tantangan dan peluang. Dalam periode ini, seseorang dituntut untuk lebih mandiri, dapat mengelola waktu dengan baik, dan bertanggung jawab atas berbagai kewajiban akademis. Namun, bagi seorang Muslim, menjalani kehidupan perkuliahan tidak hanya sebatas tugas, nilai, atau kegiatan organisasi; lebih dari itu, adalah bagaimana menjaga kedekatan dengan Allah SWT. Produktivitas sejati bukan hanya tentang kesibukan, melainkan tentang manfaat dan keberkahan yang diperoleh.
Dalam Islam, produktivitas yang hakiki adalah keseimbangan antara urusan duniawi dan akhirat. Seorang mahasiswa Muslim yang produktif adalah mereka yang tidak hanya mengejar prestasi akademis, tetapi juga tekun menjalankan ibadah, menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, serta menebar kebaikan di sekitarnya. Islam mendorong kita untuk aktif dan sibuk, asalkan kesibukan tersebut bermanfaat di hadapan-Nya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 10:
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. ” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Ayat ini menekankan bahwa setelah melaksanakan ibadah, kita diperintahkan untuk kembali beraktivitas, termasuk belajar dan menuntut ilmu. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai aktivitas yang produktif, asalkan tidak melupakan kewajiban ibadah.
Untuk menjadi mahasiswa Muslim yang produktif, kuncinya terletak pada manajemen waktu. Seseorang harus dapat mengatur jadwal kuliah, menyelesaikan tugas, dan mengikuti kegiatan organisasi tanpa mengabaikan salat lima waktu, tilawah, dan aktivitas keislaman lainnya. Bahkan, dengan niat yang tulus, kegiatan belajar pun dapat bernilai ibadah di sisi Allah.
Lingkungan pergaulan juga berperan besar dalam membentuk karakter. Mahasiswa Muslim sebaiknya mencari teman dan komunitas yang mendukung gaya hidup Islami, seperti mengikuti kajian, mentoring keislaman, serta saling mengingatkan dalam kebaikan. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang kuat dan istiqamah, meskipun dikelilingi oleh dunia akademik yang penuh dengan berbagai godaan dan kesibukan.
Kesimpulannya, menjadi mahasiswa Muslim yang produktif tidak berarti harus sempurna dalam segala hal. Namun, yang terpenting adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Semangat belajar yang tinggi harus disertai dengan semangat beribadah. Inilah jalan menuju keberhasilan yang hakiki—meraih prestasi di kampus dan mendapatkan kemuliaan di hadapan Allah SWT.
Discussion about this post