SANTRI.MEDIAJABAR.COM, JAWA BARAT – Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Pondok Pesantren (Ponpes) Agribisnis Bustanul Ulum, di Dusun Cigadung RT 9/4, Desa Karyamukti, Kota Banjar, Jawa Barat, berhasil mengembangkan budi daya melon jenis Inthanon dan Melon Jepang.
Para santri pondok pesantren Agribisnis tersebut sukes kembangkan Melon Inthanon (Gold Emperald) dan Melon Jepang (Wakatobi), dengan menggunakan teknik green house modern. Mereka menanam melon pada lahan seluas 30 x 25 meter persegi.
Ketua pengelola budidaya melon Ponpes Bustanul Ulum, Muhammad Wildan Burhanuddin mengatakan, awal mula budidaya buah melon tersebut terinspirasi dari komunitas himpunan ekonomi bisnis pesantren (Hebitren) se Jawa Barat. Komunitas tersebut dipelopori oleh pesantren Al-ittifaq Bandung.
Kemudian, pihaknya bekerja sama dan mendelegasikan sejumlah santri untuk mengikuti pelatihan budidaya buah melon di Pesantren Al Ittifaq. Hingga sekarang mendapat amanah untuk ikut mengembangkan.
“Awalnya dari teman-teman komunitas Hebitren. Setelah itu kami diberikan kepercayaan, untuk ikut mengembangkan budidaya buah melon ini,” kata Wildan kepada wartawan, Sabtu (9/10/2021).
Dari luas lahan garapan yang ada, pihaknya berhasil mengembangkan sebanyak hampir 1000 bibit buah melon jenis Inathon dan Jepang, dengan menggunakan sistem greenhouse.
Kemudian, dari setiap pohon yang santri ponpes agribisnis Bustanul Ulum tanam tersebut, dapat menghasilkan lebih dari satu buah melon.
Akan tetapi, ia memilih teknik satu pohon untuk satu buah. Hal tersebut agar hasil dari melon tersebut rasa dan kualitas buahnya lebih maksimal.
Saat ini, lanjut Wildan, tanaman buah melon yang pihaknya kembangkan tersebut sudah berusia sekitar 50 hari, dengan berat per buahnya hampir mencapai 2 kilogram.
“Jarak masa tanam dengan masa panen itu sekitar 72 hari. Alhamdulillah, sekarang tinggal menunggu dua minggu lagi kami sudah mulai menikmati panen perdana,” katanya.
Lebih lanjut Wildan menceritakan, dulu sebelum masa tanam yang sekarang ini, pihak pesantren sempat mengalami gagal tanam. Kegagalan tersebut karena ada kekeliruan dalam teknis penyemaian bibit.
Seharusnya, saat penyemaian tersebut dilakukan di dalam green house, agar lebih steril dan terbebas dari hama. Namun saat uji coba itu dilakukan di luar area green house.
“Dulu waktu awal uji coba kami pernah gagal 1000 bibit. Setelah itu kami evaluasi dan mencoba lagi. Alhamdulillah sekarang sekarang berjalan lancar sampai berbuah,” ujarnya.
Ia berharap kedepan dapat mengembangkan budidaya melon tersebut dengan menambah luas lahan garapan untuk wahana pembelajaran para santri, dalam menunjang program kemandirian pesantren.
“Rencananya kalau yang ini sudah berhasil, ponpes agribisnis Bustanul Ulum akan menambah lagi luas lahan garapan budidaya buah melon ini,” ucapnya.
[harapanrakyat]
Discussion about this post