SANTRI.MEDIAJABAR.COM, CISALAK SUBANG – kematian adalah sesuatu yang pasti akan kita hadapi. Mati menjadi “gerbang” menuju kehidupan akhirat, hal tersebut disampaikan oleh Fatiha Rifki, salah satu santri Masabakti di Pondok Pesantren Darul Falah Cimanggu Cisalak Subang pada isi khutbah jum’atnya, Jum’at, (12/11).
Fatih Menjelaskan, Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 28 Allah berfirman: Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
“Dijelaskan dalam Tafsir Ibn Katsir, bahwa ayat tersebut menjelaskan akan kekuasaan Allah. Sehingga sungguh aneh ada orang ingkar kepada Allah, sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi,” Ungkapnya.
Ada tiga hal penting sebagai ikhtiar persiapan menghadapi kematian.
Pertama, beramal sebaik mungkin. Dalam Surat Al-Mulk ayat 12 ditegaskan: Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa, (lagi) Maha Pengampun.
Kedua, siapkan amal yang pahalanya terus mengalir. Di antaranya dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik anak agar menjadi anak saleh, yang kelak dapat mendoakan sepeninggal kita.
Rasulullah bersabda: Jika seorang anak manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bisa diambil manfaatnya, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya. (HR Muslim)
Ketiga, berdoa agar diberikan husnul khatimah. Di antara tanda utama husnul khatimah, adalah apabila ia mengucap kalimat laa ilaaha illallaah di akhir hayatnya.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Baginda Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang akhir perkataanya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’, maka dia akan masuk surga, Pungkas Khutbahnya.
Discussion about this post