BEKASI – Direktorat Pendidikan Diniyah dan pondok pesantren (PD Pontren) Kementerian Agama Tengah menyusun kisi-kisi ujian lembaga pendidikan Alquran, kamis (18/03/2021).
Direktur PD pontren Wahyono mengatakan bahwa, penyusunan kisi-kisi ujian ini akan menjadi pedoman lembaga kependidikan Alquran di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan evaluasi. Karenanya, waryono berharap agar kisi-kisi yang disusun tidak hanya sebatas mengukur kemampuan literasi membaca pada santri tapi juga pada aspek pemahaman dan sikap, sesuai dengan perkembangan usianya.
lembaga pendidikan Al-quran (LPQ) adalah bagaimana LPQ bukan hanya sebelas menjadikan para santri akrab dengan Al-quran, namun juga menjadi living values, ” Terang waryono di bekasi, kamis (18/03/2021).
Waryono mengapresiasi metode pembelajaran Al-quran di Indonesia. Bahkan, menurutnya, pembelajaran Al-quran di Indonesia adalah yang paling kreatif dan inovatif.
” pembelajaran ini sebagai dari ikhtiar untuk Bagaimana Al-quran Lestari dan dikuasai peserta didik. Negara hadir tidak untuk menutup kreativitas di masyarakat, regulasi jangan sampai menghalangi kreativitas, karena metode-metode tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteks “jelas waryono.
Perlu juga upaya melakukan kompilasi metodologi yang berkembang agar bisa diwariskan ke anak cucu dan tidak diklaim oleh pihak tidak bertanggung jawab. Sangat penting metode-metode tersebut memperoleh HAKI (hak atas kekayaan intelektual) dan harus diurus, “sambungnya.
Selain aspek metodologi, waryono juga menggarisbawahi pentingnya performa Ustad atau ustadzah.” standar performa juga penting bukan sekedar standar intelektual, dan negara hadir untuk mensejahterakan masyarakat, “tandasnya. [Kemenag]
Discussion about this post