BEKASI-Belum cairnya dana bantuan operasional sekolah (BOS) bagi sekolah formal dan non formal membuat para guru meradang.
Pasalnya bulan hanya guru sekolah saja tapi kalangan pondok pesantren yang memiliki madrasah atau pendidikan salafiyah kelabakan menanggulangi biaya operasional rutin.
“Setiap awal tahun begini, sulit cair termasuk dana BOS bagi kami yang murid juga belajar daring semakin sulit karena biaya operasional meninggi,” kata Yadi, guru madrasah tsanawiyah di MTs Annuur Kabupaten Bekasi.
Senada dengan Yadi, Ustadz Yudhiwan guru pesantren di kabupaten Subang mengeluhkan minimnya honor guru pesantren dalam 4 bulan terakhir.
” Payah pokoknya, kalau mengandalkan honor dari BOS pasti terlambat, apalagi program non formal pesantren,” ucapnya.
Pemerhati pendidikan Deden, S.Ag, M.Si mengakui kelemahan elementer pendidikan swasta adalag minimnya support biaya operasional dari pemrintah pusat.
Menurut Deden, perlu penguatan peran serta pemerintah daerah yang harus bisa mengimplementasi turunan UU Pendidikan, Perda dan Perbup secara anggaran.
“Pemerintah pusat dan daerah harus bisa memberi solusi berkesinambungan terkait ini.Kami yakin anggaran 20 % APBN untuk pendidikan ini bisa dioptimalkan dan pemda harus ikut bertanggung jawab untuk penganggaran rutin membantu pembiayaan pendidikan formal non formal di daerah,” paparnya.
Discussion about this post